BerandaJakarta.com – Ekonomi digital telah mengubah pola bisnis, transaksi dan konsumsi masyarakat karena dinilai lebih efisien dan efektif. Tak heran jika dapat dikatakan bahwa ekonomi digital merupakan ekonomi masa depan, termasuk bagi Indonesia.
Deputy Chairman dan Senior Advisor Lippo Group Ginandjar Kartasasmita mengatakan, ekonomi digital saat ini telah menggantikan semuanya dan berpotensi besar menjadi ekonomi baru di masa depan. Bahkan, dalam perkembangannya 20 terakhir ini, digitalisasi mampu menyalip perusahaan besar yang sudah berdiri lama di dunia. Hal itu menurutnya wajar karena antara pengguna dan pembuat yang tidak mengenal kata batasan.
“Ekonomi digital sebagai suatu sektor ekonomi yang berkembang pesat sekali. Dalam 20 tahun tahun bisa lewati perusahaan yang sudah ratusan tahun berdiri. Industri perbankan yang sudah lama bisa dikejar,” ungkapnya dalam Beritasatu Media Holdings CEO Power Breakfast “Kebijakan Fiskal dan Insentif bagi Investasi Pertumbuhan Ekonomi Digital” di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia pada periode 1998-1999 tersebut pun menilai, Indonesia saat ini di bidang teknologi digital sudah cukup maju diantara negara ASEAN lainnya. Bahkan, punya potensi besar memimpin kemajuan ini. Hal itu didukung kondisi demografis Indonesia yang mulai melek digital dan terus bertumbuhnya kelas menengah di Tanah Air. Itu semua menjadikan ekonomi digital sebagai kekuatan baru bagi perekonomian nasional.
Hal ini, tambah Ginandjar menjadi momentum emas untuk mendorong investasi di sektor ekonomi digital, baik oleh investor dari dalam maupun luar negeri. “Untuk mewujudkannya harus ada kerja sama erat antara regulator, korporasi, dan masyarakat,” katanya.
Sebagai informasi, pada 2019, ekonomi digital Indonesia sudah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai US$ 40 miliar. Angka tersebut diproyeksi akan tumbuh dengan sangat cepat di mana ekonomi digital Indonesia pada 2025 bisa mencapai US$ 133 miliar dengan potensi e-commerce sebesar US$ 82 miliar, online travel sebesar US$ 25 miliar, online media sebesar US$ 9 miliar dan ride hailing sebesar US$ 18 miliar.
sumber: BeritaSatu
Leave a Comment