BerandaJakarta.com – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon menanyakan maksud Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang memberikan perintah pencopotan baliho Rizieq Shihab. Menurut dia, perintah tersebut di luar wewenang dan tugas TNI.
“Sebaiknya jangan semakin jauh terseret politik, kecuali mau hidupkan lagi ‘dwifungsi ABRI’, imbangi ‘dwifungsi polisi’,” kata Fadli seperti dalam akun Twitter resminya, Jumat, 20 November 2020.
Fadli mempersilakan Tempo mengutip pernyataannya di Twitter. Dia juga menambahkan, indikasi terseretnya TNI dalam politik juga bisa dilihat dari pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu.
“Termasuk pernyataan-pernyataan Panglima TNI belakangan ini, tak jelas maksudnya,” kata Fadli Zon.
Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurrahman hari ini mengakui penurunan baliho Rizieq Shihab memang berasal dari perintahnya. Dia berasalan, ada aturan dan pembayaran pajak yang harus ditaati jika ingin memasang baliho di Jakarta.
Menurut dia, sebelumnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta menurunkan baliho Rizieq Shihab. Namun, baliho yang sama terpasang lagi.
“Kalau sudah tidak ada yang berani (menurunkan baliho), TNI yang berani,” kata Dudung.
Pada Sabtu malam, 14 November lalu, Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan pernyataan singkat di Markas Besar TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Didampingi oleh sejumlah pejabat militer, ia menyatakan bahwa TNI tidak akan membiarkan provokasi dan ambisi yang memecah belah persatuan. Namun, Hadi tidak menyebutkan orang atau kelompok tertentu.
Dua pejabat di pemerintahan menduga kuat bahwa latar belakang pernyataan Hadi itu untuk merespons ucapan Rizieq. Dalam acara pernikahan putrinya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Rizieq mengomentari beberapa hal.
Termasuk di dalamnya mencela TNI karena memborgol salah satu prajurit yang ikut mengucapkan selamat atas kedatangan Rizieq ke Indonesia setelah sekitar 3,5 tahun di Arab Saudi.
“Pernyataan Hadi itu diduga menjadi puncak keresahan pihak militer kepada Rizieq yang baru kembali ke Indonesia,” kata pejabat di pemerintahan itu ke Tempo.
sumber: Tempo